Kesayangan Tante_Part 3 (Lita)

 

Akhir-akhir ini aku lagi rajin gym mempersiapkan diriku untuk acara arisan Bule. Aku ingin menaikkan masa ototku dan membuatnya lebih kering. Entah kenapa sejak Bule mengusulkanku untuk menjadi hadiah arisan, aku jadi merasa tambah pede dan ingin menambah kegantenganku dengan rajin berolahraga. Terlebih lagi mendengar Bule selalu menceritakan chat-chat tante-tante di grup arisannya itu.

Ada yang berani membayar lebih bahkan untuk bisa bermalam denganku sebelum arisan mereka dimulai lagi. Yang satunya lagi bahkan rela merogoh kocek untuk hanya sekedar kencan makan malam denganku. Tetapi Bule tolak semua itu untuk menaikkan status sosial grup arisannya. Dasar Buleku satu ini emang pintar dan picik kalo soal uang, pantes aja dia kaya, pikirku.

Aku ingin menceritakan pertemuanku dengan seorang Wanita di tempat gymku di salah satu apartemen mewah di daerah Mega Kuningan. Namanya Tante Lita, usianya 51 tahun, memiliki badan yang montok tetap berbentuk karena rajin cardio dan pilates. Beberapa minggu ke belakang aku gym, Tante Lita ini rajin sekali memperhatikanku saat aku cardio atau sedang angkat beban. Aku hanya bisa memasang senyuman manisku Ketika menangkap dia sedang melayangkan pandangan padaku. Entah karena aku sudah jadi mainan tante-tante, aura gigoloku keluar kayaknya. Tante-tante modelan begini sering sekali caper padaku. Dan ini bukan sekali dua kali.

Lama kelamaan dia mulai berani menyapa dan berkenalan denganku. Dia selalu muncul di jam yang sama saat aku gym. Hingga suatu saat, ia mengajakku untuk ngopi di st*rbucks bawah. Kuiyakan ajakannya. Di kasir, kami berebutan untuk membayarkan kopi yang kami beli. Kubiarkan dia yang membayar, agar dia merasa lebih dominan. Siapa tau ada prospek ke depannya, pikirku.

“Kamu kerja Dimana Salim?” Tanyanya. Ya, namaku Salim, panggilan gemasku Aim hahaha.

Aku menunjuk sebuah Gedung yang terlihat dari tempat kami duduk di area luar st*rbucks ini “Saya programmer tante, kerja di perusahaan game disana. Tante sendiri sekarang lagi sibuk apa?” tanyaku padanya

“Tante bisnis aja, sibukkin diri. Anak-anak tante lagi pada kuliah di US. Jadi tante sibukkin diri ini itu termasuk yoga dan pilates” ujarnya sambl menyeruput kopi di depannya. “Salim udah lama gym disini?”

“Udah setahunan Tante. Sebelumnya aku gym di AF Setiabudi, cuma rame banget. Males ngantri alat. Tante sendiri udah lama gym disini?”

“Tante emang tinggal disini, sayang. Tapi emang baru mulai rajin pilates lagi akhir-akhir ini. Baru longgar lagi waktu tante”

“Gak apa-apa nih kalo keliatan suaminya lagi ngopi sama brondong ganteng?” ucapku dengan nada menggoda, aku penasaran.

“Hahaha tante disini tinggal sendiri, udah divorce setaunan yang lalu. Kamu sendiri tinggal sendiri di Jakarta?” tanyanya penasaran

“Aku masih nebeng sama buleku, tante. Lumayan ngirit biaya kost” Ujarku

Dia tersenyum menatapku tajam, auranya benar-benar seperti ingin menerkam. Kuperhatikan wajahnya cantik, tapi bisa kupastikan ia menjalani prosedur kecantikan untuk menjaga keawetmudaannya.

“Tante itu suka sama kamu sejak pertama kali lihat kamu lagi ngegym” ucapnya spontan. Aku tidak buru-buru menjawab, kusembunyikan kegugupanku dengan menyeruput kopi. Gila nih tante-tante to the point amat, pikirku. Dia lalu melanjutkan pembicaraannya sambil memegang pahaku.

“Tante itu udah lama banget kerja keras maintain bisnis tante sejak divorce, kepikiran pengen liburan tapi gak ada temen. Pas lihat kamu lagi angkat beban waktu itu, tante kepikiran pengen ditemenin cowo kayak kamu” Ucapnya manja. Tak kalah akal, aku langsung menggenggam tangannya. Tante Lita tersenyum.

“Tante pengen liburan kemana?” Tanyaku sambil merapatkan tempat dudukku ke dekatnya.

“yang deket aja dulu, ke Bali. Akomodasi kamu gak usah kuatir, tante yang handle. Nanti tante juga kasih kamu uang jajan” ia mengedipkan matanya.

“Tante pengennya kapan? Biar Salim ajuin cuti buat temenin Tante”

“Besok lusa” jawabnya singkat

“Tante, kalo dadakan gini cuti Salim gak akan approved”

“Kamu unpaid leave aja, atau palsuin sakit. Nanti Tante bantu atur surat dokter kamu. Kamu kasi KTP kamu aja Salim” Ucapnya menenangkan. Aku langsung mengeluarkan KTP dari dompetku. Tangan Tante Lita menyambut uluran KTPku. Lalu dia pandangi KTPku.

“Owhh kamu masi 29 tahun berarti ya, zodiak kamu pisces, pasti romantis dan jago banget di ranjang” Ucapnya dengan nada centil. Aku langsung merangkulkan tanganku ke badannya. Aku berbisik padanya “Jago banget kalo urusan bikin menggelinjang”

“Tante gak percaya kalo belum coba, harus test-drive dulu” Bisiknya sambil meraba-raba pahaku. Sontak batangku langsung mengeras. Aim-aim, baru diginiin aja udah ngacengan, pikirku.

Tante Lita lalu bangkit dari kursinya sambil menggandeng tanganku “Yukkk, test drive”. Busett ini Tante-tante metropolitan gaspol amat ya. Udah kebelet banget kayaknya. Kuterima tantangannya. Aku langsung digandengnya menuju lift untuk naik ke Unit Apartemennya. 

Tante Lita lalu bangkit dari kursinya sambil menggandeng tanganku “Yukkk, test drive”. Busett ini Tante-tante metropolitan gaspol amat ya. Udah kebelet banget kayaknya. Kuterima tantangannya. Aku langsung digandengnya menuju lift untuk naik ke Unit Apartemennya

Di lift menuju Unitnya, aku menarik tubuhnya untuk mencium mesra bibirnya. Sudah selarut ini apartemen ini sesepi itu jadi aku leluasa untuk melakukan pemanasan di lift. Kupeluk pinggangnya mesra sambil meresapi bibirnya yang lembut dan masih terasa hint kopi. Tangan Tante Lita merangkul ke leherku.

Ting! Pintu lift terbuka, Tante Lita langsung menggandengku menuju unitnya. Sesampainya di unitnya, kami langsung menaruh tas gym kami sembarangan, aku langsung menggendong Tante Lita di depan, kedua kakinya langsung melingkar di pinggangku, kedua lengannya merangkul leherku. “Ahhhh… hahaha” pekiknya centil.

“Test-drivenya mau yang sadis apa yang romantis?” ucapku sambil menatapnya mesra. Wajahnya terlihat kegirangan. “Tante Sukanya yang romantis, sayang” jawabnya manja. “Permintaan Ratu akan saya kabulkan” Jawabku norak. Lalu aku menjatuhkannya ke sofa. Kubuka kaosku untuk memamerkan dadaku yang kekar hasil Latihan gym intens yang kulakukan beberapa minggu ini lalu kutindih bodynya yang seksi. Kurangkulkan lagi tangannya di leherku, lalu kuciumi bibirnya mesra. Bibir kami berpagut-pagutan dengan lembut, menikmati setiap lumatan hangat.

Aku akan memperlakukan Tante Lita seperti seorang kekasih. Aku rasa dia kesepian dan membutuhkan kasih sayang setelah kejadian-kejadian yang menimpanya, bukan semata-mata seks saja. Cerai dengan mantan suaminya, anak-anaknya yang sibuk berkuliah di luar negeri, dia yang harus membangun bisnisnya lagi dengan susah payah. Aku akan beri dia kehangatan yang romantis malam ini.

“Pindah ke kamar yuk” ajaknya. Aku menganggukkan kepalaku. Lalu kugendong tubuh montoknya yang seksi dari sofa. Tante Lita tertawa kegirangan, kurebahkan STW cantik ini di ranjangnya. Kutatap wajahnya dalam-dalam. Tante Lita membalas pandanganku sambil memegang pipiku. Kugenggam tangannya dan kuciumi mesra. Lalu ke taruh lengannya di dadaku yang kekar dan ditumbuhi bulu-bulu halus.

“Kamu cantik banget, gak keliatan kayak udah 50an” Ucapku gombal. Tante Lita termakan rayuanku. Dia menarik wajahku untuk menciumnya mesra.

“Kamu juga manis dan macho banget, dari pertama tante liat kamu di gym, tante udah suka. Dan ternyata kamu orangnya romantis juga. Tante jadi tambah suka” Ucapnya manja sambil memain-mainkan hidungku dengan telunjuknya. Kubalas dengan senyuman manisku lalu kucium dahinya. “Salim mulai sekarang ya tante?” izinku padanya. Tante Lita langsung menganggukan kepalanya.

Aku langsung menindihkan badanku di atas Tubuh tante Lita yang walaupun montok, masih lebih mungil dariku. Kudekap tubuhnya erat, Kukangkangkan pahanya lebar-lebar, kulingkarkan lengannya di leherku, lalu kumulai melumati bibirnya dengan lembut. Setelah beberapa lama, kusapu lehernya dengan lidahku, lalu kuciumi juga area belakang telinganya. Kurasakan tangan Tante Lita meremas kepalaku. Tonjolan batang kejantananku sudah begitu keras menekan-nekan belahan vaginanya. Tante Lita mulai mendesah dan mendesis menikmati permainanku. Bibirku lalu turun menyusuri lehernya, ke dada dan sampai di payudara. Dari luar tanktop olahraganya, kuremas dan kuciumi gunung kembarnya. Kutarik tanktop dan branya sekaligus ke bawah, satu payudaranya menyembul. Kuciumi dan kucucupi payudaranya. Kuhisap putingnya yang sudah mengeras. Lama-lama aku ikut tidak tahan juga nih, pikirku.

Aku langsung menggulingkan tubuhku ke samping untuk memudahkan membuka celanaku dan CDku sekaligus. Lalu aku langsung memposisikan diriku bersimpuh di atas Tante Lita. Dari bawah, tante Lita mengagumi tubuhku yang kekar dan batang kejantananku yang perkasa ditumbuhi jembut di sekitarnya. Ia langsung membangunkan badannya, mendekatkan wajahnya ke dadaku. Sambil tangannya memegang pinggulku, bibirnya sibuk menghisap putingku.

 

Tak sabar, aku langsung membuka tanktop yang digunakan STW ini. Kubantu membukakan kait Bra nya agar terlepas. Lalu kubantu mempelorotkan leggingnya, Tante Lta mengangkat pantatnya agar memudahkanku melucuti legging dan CDnya. Ia lalu merebahkan lagi tubuhnya. Dibukanya selangkangannya lebar-lebar. Dari atas sini, aku dapat melihat jelas area kewanitaannya yang putih bersih, ditumbuhi bulu-bulu halus di sekitarnya.

Sigap, aku langsung memposisikan wajahku persis di depan gua gerbanya. Kudekatkan wajahku ke belahan vaginanya yang montok itu, aroma khas yang lembab menyeruak masuk ke dalam hidungku, membuatku semakin bergairah. Aku mulai menyapu belahan vaginanya menggunakan lidahku dari bawah ke atas. “Ahhhh..” Tante Lita menjerit kecil, Kusaksikan pantatnya berkejat. Aku mulia mencumbu bibir vagina Tante Lita dengan bibirku. Kupermainkan lidahku di belahan dalam vaginanya. Tante Lita mulai mendesah tidak karuan. Kubuka belahan vaginanya dengan kemariku selebar mungkin, kuarahkan lidahku masuk ke liang senggamanya. Perbuatanku ini membuat Tante Lita semakin kelojotan. Desahannya kencang dan tidak teratur, kuteruskan membenamkan wajahku ke dalam vaginanya. Kumainkan bibir dan lidahku di dalamnya. Kurasakan tangan Tante Lita meremas rambutku dan membenamkan kepalaku ke kemaluannya. Ia lalu bergetar hebatt.. Kedua pahanya menggapit kepalaku kencang

“Ahhhhhhh… ahhhhh… aduuuhuhuhuhuuuu…” desahannya terdengar seperti anak kecil yang menangis.

Dari liang senggamanya menyemprot cairan kental yang bening beberapa kali ke mukaku. Mukaku basah oleh cairan kewanitaannya. Aku lalu membangkitkan tubuhku, mengambil CDku dan mengelap wajahku yang basah oleh cairan kenikmatan Tante Lita. Dengan cepat lalu aku menindih tubuhnya, meletakkan batangku yang super tegang ini di belahan vaginanya yang belepotan oleh cairan kenikmatannya sendiri. Wajah Tante Lita yang terlihat lega buru-buru mengelap daguku yang masih terlihat mengkilat karena semburannya tadi.

“Aduhhh sayang.. maafin tante ya, tante gak kuat, wajah ganteng kamu jadi belepotan gini” Ucapnya dengan nada khawatir

“Nggak apa-apa kok sayang, aku suka malah” Ucapku menenangkannya. Aku lalu meraih bibirnya dan kukecup mesra.

“Udah siap bercinta belum?” Tanyaku sambil menatapnya mesra. Tante Lita mengangguk tanda ia sudah siap. “Mau pake helm sayang?” tanyaku lagi. “Gak usah, aku pengen ngerasain kamu di dalem aku tanpa penghalang sayang, skin-to-skin” Ucapnya manja. Aku balas kemanjaannya dengan menciumnya di dahi. Langsung kupegang batangku dan kuarahkan menuju liang senggamanya.

 

Sebelum melesakannya masuk, aku menggesek-gesekan kepala kontolku di belahan vaginanya yang basah. “Sayang kapan terakhir kali main?” tanyaku. Kulihat Tante Lita berusaha menjawab pertanyaanku sambil memejamkan matanya, menikmati gesekan kepala kontolku di belahan kemaluannya. “Udah lama banget.. mmhhh… udah berbulan-bulann.. shhhh” aku terus menggesek-gesekan batangku di sekitar liang senggamanya. “Sama siapa?” tanyaku singkat. “Shhhhh… dikenalin sama temenkuuummmpphh.. aduhhh… shhh.. masih muda jugaa.. auhhh” jawabnya di tengah desahannya. Wahh Tante Lita ini emang suka batang muda, pikirku. Pantas saja dia bisa dengan santai dan mudahnya mendekatiku. Mungkin karena sudah biasa.

Lalu aku mulai melesakkan batangku perlahan ke dalam lobang kenikmatannya, kurasakan kepala kontolku menembus rongga hangat yang lembab. Kurasakan mekinya masih sempit dan menjepit untuk seukuran Wanita setengah baya. Blesss.. kurasakan batangku sudah terbenam seluruhnya, jembut halus kami saling beradu. Aku sengaja tidak langsung menggenjotnya, ingin deep talk dulu.

Dengan posisi leherku yang dirangkulnya dan dada kami yang beradu, aku membuka obrolan di tengah suasana yang panas ini.

“Gimana rasanya udah berbulan-bulan baru dimasukkin lagi sayang?” Bisikku dalam posisi intim ini sambil menciumi belakang telinganya.

“Amazing sayang, punya kamu pas banget ukurannya buat tante” ucapnya sambil menggigit bibirnya. Aku tahu dia sudah tidak tahan.

“Keluarinnya di dalem aja gak apa-apa sayang?” Bisikku lagi. Kurasakan pinggulnya mulai bergoyang, sudah tidak tahan ingin digenjot.

“Hmmmm.. iyahhh.. siramin yang banyak sayang.. mmhh” Desahnya dengan gelisah. Aku lalu mencium dahinya dan memulai genjotanku. Tubuhku kuangkat sedikit dengan posisi tangan menopang di kedua sisi Tante Lita untuk memudahkanku mengatur genjotanku. Kuatur genjotanku dengan Gerakan lembut, menikmati setiap gesekan batangku di liang senggamanya. Tante Lita menggoyangkan pinggulnya mengikuti irama genjotanku. Kupandangi wajahnya yang dilanda birahi. Setelah beberapa lama, aku mulai percepat genjotanku, tangan tante lita mencengkram kedua lenganku yang berotot, ia mendesah kencang. Menahan kenikmatan yang diberikan ritme baru genjotkanku. Lalu kuperlambat lagi genjotanku..

“hmmmm.. ughhh.. sayang.. aduhh.. aku mau sampai lagi.. mmmhh… sshhhhhh…” Ucapnya sambil mendesah.

“Mau keluar bareng sayang?” Bisikku di wajahnya. “Hmmm.. mmhhh.. ayuk sayang” Tangannya mencengkeram lenganku makin keras.

Aku langsung merangkulkan lengannya di leherku, lalu mendekap erat tubuhnya. Dengan posisi ini, aku menggenjot Tante Lita tanpa ampun. Plokk.. plokk.. plokk. Plokkk… suara kelamin kami yang beradu bersahut-sahutan dengan erangan kenikmatan kami.

“Ahhh.. ahhhh.. akkhhh… aku mau keluarrr…” teriak tante Lita, aku tetap memompa liang senggamanya, pantatku naik turun dengan kecepatan tinggii.

“Arrghhh.. aku juga sayaang.. “ erangku sambil menikmati setiap hujaman batangku di liang vaginanya. Tiba-tiba..

“aaahhh . aduhhh… huhuhuuu.. “ Tante Lita bergetar hebat, kurasakan gapitan dinding vaginanya di batangku seperti meremas-remas. Kurasakan cairan hangat melumasi batang kejantananku

Sesaat kemudian aku melenguh panjang berkali-kali.. “arrrgghhhh… arrrgghhh.. arghhhh” Kudekap erat tubuh Tante Lita, kubenamkan wajahku di lehernya, meresapi setiap semburan sperma yang membasahi dinding rahim Tante Lita. Nafas kami tersengal-sengal, dada kami naik turun seirama.

Setelah agak mereda, aku langsung mengangkat wajahku menghadap wajah Tante Lita. “Gimana Tante test-drivenya? Salim lulus gak?” Ucapku sambil nyengir.

“kamu luar biasa sayang” Ucapnya dengan senyum dan mata berbinar-binar. Tangannya langsung menarik wajahku dan mencium bibirku dengan mesra.

Kami lanjutkan dengan bebersih dan menikmati hangatnya berendam di bathtub berdua sambil bercerita banyak hal tentang hidup kami masing-masing. Setelah selesai, aku langsung pamit pulang. Kulihat handphoneku dan terdapat banyak missed calls dari Bule.

---

Sesampainya di rumah, aku menceritakan kejadian malam ini pada Bule. Di luar dugaanku Bule malah menyemangatiku dan mendorong untuk bolos saja dari kantor. Agak gendheng emang buleku satu ini.

 

“Gilaaa aim, Oakwood itu apartemen mahal banget lohh, pasti dia janda tajir” Ucapnya dengan semangatt.

“Iyaa.. iyaaa..” jawabku dengan nada lempeng.

Aku langsung ngeloyor ke tempat tidurku untuk beristirahat setelah gym dan pertempuran panas tadi, aku Lelah luar biasa. Aku juga harus jaga stamina untuk menikmati bulan maduku sama Tante Lita nanti ke Bali.

Aku benar-benar nekat izin dari kantor untuk menemani Tante Lita liburan. Aku bilang atasanku ada keperluan keluarga yang sangat mendesak sehingga aku harus pulang kampung. Padahal aku mau bulan madu sama tante baru yang kutemui di gym.

Sehari sebelumnya aku dikirimi tiket flight kelas bisnis oleh Tante Lita. Ternyata dia berangkat duluan ke Bali karena akan menyelesaikan urusan bisnis terlebih dahulu agar bisa full waktunya denganku tanpa terganggu urusan bisnisnya.

“Gilaaa aim, belum apa-apa udah dibeliin tiket bisnis? Ini sih harus kamu service bener-bener” Ujar Buleku dengan semangat dan mata berbinar-binar. Buleku ini emang mata duitan banget orangnya. Aku hanya bisa tertawa melihat tingkah lakunya yang norak.

Aku akan stay di Bali selama 3 malam, aku mulai mempacking pakaian yang kubawa. Bule membantuku melipat dan menggulung pakaian-pakaianku ke dalam koper kecil yang kubawa.

“Aim, kamu sampe kapan di Bali?” Tanyanya. “Sampe minggu sore Bule, flightku malam sampe sini” Jawabku singkat.

“Bule mau ngobrol sesuatu sama kamu, tapi nanti tunggu aja kamu balik dari Bali” Ucapnya serius. Aku paling bete kalo orang bilang mau ngomong tapi setengah-setengah.

“Yaudah nanti balik Aim dari Bali aja”jawabku singkat. Bule lalu mencium mesra pipiku. Sambil merangkul tanganku “Have fun besok ya sayang” kubalas dengan senyuman

---

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali aku udah nongkrong di Lounge Bandara menikmati sarapanku. Kucek handphoneku, ada chat dari tante Lita

“Udah boarding sayang?” tanyanya

“Udah sayang, can’t wait” Ucapku merayunya di chat

“Can’t hardly wait too, sayang. Nanti Tante jemput di pintu keluar deket Solaria ya. Kamu text tante aja kalo udah touch down. Safe flight, gantengnya Tante”

“See you sayang” Kututup chat itu dengan emoji kiss. Tidak lama aku sudah dipanggil untuk boarding.

2 Jam kemudian aku sudah landing di Bali. Arsitektur Bali yang khas menghiasi setiap sudut bandara ini. Kedatanganku disambut oleh music tradisional khas Bali yang menggema dari speaker di Bandara ini. Aroma khas dupa bali tercium, sudah lama aku tidak ke Bali. Terakhir sudah beberapa tahun yang lalu, itupun hanya untuk transit ke Labuan Bajo. Kangen juga ya.

Sambil menunggu koper di conveyor belt, aku menyalakan handphoneku dan text tante Lita untuk bilang kalo aku sudah landing. Setelah berhasil mengambil koperku, aku mulai jalan keluar ke area pick up. Dari jauh kulihat sebuah Mini Cooper Merah dengan kap yang terbuka mendekatiku. “Welcome to Bali, sayang” Ucapnya dari dalam mobil sambil mengklaksonku. Senyumku langsung melebar melihat Tante Lita.

Gila Tante Lita seksi banget! Di Usianya yang sudah 51, badannya emang masih bagus. Tapi dengan beraninya dia hanya menggunakan Tanktop dan celana jeans super pendek. Rambutnya yang bergelombang ia gerai. Kacamata hitam besar yang ia gunakan menambah seksi penampilannya membuatku terpana.

Aku lalu menaruh koperku di bagasi belakang mobilnya. Tante Lita keluar dari mobilnya dan duduk di kursi sebelah driver untuk menyuruhku mengendarai mobilnya. Diciumnya pipiku mesra.

“Kita ke arah mana Tante?” Ucapku sambil memasangkan kacamata hitam di wajahku, tak mau kalah keren.

“Nusa Dua sayang” Ucapnya sambil menggenggam tanganku.

Aku langsung memacu Mobil Mini Cooper Merah dengan kap terbuka ini menuju Nusa Dua. Benar-benar cara terbaik menikmati Bali, Desiran angin pagi Bali yang segar ditemani oleh Tante Seksi di sampingku sungguh setting yang sempurna. Mobil kami melesat melalui tol yang membelah laut menuju ke area Nusa Dua.

 

Setelah sekitar 10 menit, kami sampai di sebuah resort Bintang 5 di Nusa Dua. Resort group hotel terkenal yang sangat besar dengan lobi yang mewah. Kamar yang dibooking Tante Lita terletak di kompleks lantai paling bawah karena memiliki private swimming pool dan taman di belakangnya.

Begitu menutup pintu kamar hotel, aku langsung menarik badan Tante Lita. Kucumbu bibirnya dengan sangat mesra. “I miss you, sayang”. Tante Lita tersenyum manis “I miss you too, ganteng” Wajahnya benar-benar menggoda, digigitnya bibirnya, membuat ekspresi mukanya semakin sensual. Sedari tadi di Mobil aku sudah tidak sabar, kuraba pahanya, diapun meremas-remas batang kejantananku di balik celana jeansku.

Tak sabar, aku membuka T Shirt yang kugunakan untuk memamerkan tubuh coklatku yang kekar dan langsung memeluknya Kembali. Masih dengan posisi berdiri, lengannya merangkul leherku dengan mesra. Aku menciuminya lagi.

Walaupun baru 2 hari tidak bertemu, aku merasa sudah lama sekali kita tidak jumpa. Aku berusaha sebisa mungkin untuk menahan perasaanku agar tidak terbawa. Sepertinya Tante Lita memang sudah lihai bersenang-senang dengan pria seusiaku. Aku langsung mencumbui lehernya, kepala Tante Lita mendongak, dia hanya bisa mendesah dan tertawa kecil menahan permainanku di lehernya. Dengan sigap langsung kugendong tubuh mungilnya, secara otomatis kedua kakinya melingkar di pinggangku. Dengan posisi digendong, aku masih sibuk mencumbu bibirnya dengan panas.

Tak lama, aku langsung merebahkannya di Kasur. Kutindih dia masih dengan posisi yang sama, lengannya yang melingkar di leherku, kedua kakinya yang melingkar di pinggangku. Aku menatap wajahnya dalam-dalam.

“Cantik banget sih kesayangan Salim hari ini” Rayuku sambil tersenyum manis. Tante Lita memegang wajahku “Aku kangen banget sayang” rengeknya manja. “Aku juga kangen” Jawabku langsung menyosor bibirnya, kami berdua saling senyum.

Aku langsung menciumi leher Tante Lita yang putih, aku mencium aroma arfumnya yang khas, sementara tanganku satu lagi langsung meremas lembut bongkahan payudara yang masih terbungkus tanktopnya, kurasakan dia tidak mengenakan bra. “Sshhhh… aduhhh… mmpphh” Tante Lita mendesis pelan. Lalu kutarik ujung bawah tanktopnya, kutarik ke atas dan membantunya melepaskan tanktopnya. Buah dadanya yang besar terpampang nyata di depan wajahku. Kami sudah sama-sama dalam keadaan topless, tapi masih mengenakan celana jeans kami. Aku langsung mencucup area sekitar puting payudaranya sambil sebelah tanganku meremas lembut payudara kirinya. Tante Lita melanjutkan desahannya, tangannya meremas-remas kepalaku

Tak sabar, aku langsung membangkitkan tubuhku. Aku langsung memelorotkan celana jeansnya yang super pendek bersamaan dengan CDnya sekaligus. Tante Lita mengangkat pantatnya memudahkanku menelanjangi bagian bawahnya. Lalu aku langsung bersimpuh di hadapannya, kutarik lengan Tante Lita untuk membantuku membuka celana jeansku.

Diturunkannya retsleting celana jeansku perlahan. Terlihat tonjolan batangku yang besar sudah sangat tegang dari balik CD. Dipelorotkannya celana jeans dan CDku hanya setengah paha, tanggung. Batangku langsung mengacung tegak menghadap wajah Tante Lita. Tangan Tante Lita mulai memegang batangku, mengagumi penampakannya yang berurat. Wajahnya menoleh wajahku ke atas, lalu ia tersenyum dan memulai aksinya. Diendusnya batangku, ekspresi wajahnya sangat menikmati aroma batang perkasaku. Dia lalu mulai menciumi kontolku mulai dari batang hingga kepala. Fhhhttt… baru diciumin aja otakku sudah sangat terangsang. Lalu Tante Lita menjulurkan lidahnya, menjilat kontolku mulai dari pangkalnya hingga ke kepalanya. “Ahhhh….” Desahku menikmati lidahnya yang hangat menyapu batangku. Ia lakukan beberapa kali Gerakan menjilat itu hingga akhirnya batangku dikulumnya. Tante Lita mulai sibuk mengulum batangku dan memainkan lidahnya di dalam kulumannya. Aku hanya bisa mendesah dan memegang kepalanya yang maju mundur melahap batangku dengan semangat.

Setelah beberapa lama, aku langsung menahan kepalanya mengkode untuk menghentikan kulumannya. Sigap aku langsung merebahkan Tante Lita, membuka kedua pahanya lebar-lebar, lalu menindihnya, meletakkan batangku persis di belahan vaginanya. Kedua kakinya melingkar di pinggangku, kudekap erat tubuhnya, lau kulingkarkan lengannya ke leherku. Kutatap lagi wajahnya dengan mesra.

“Aduh Salim.. Tante tergila-gila banget sama kamu” Ucapnya manja, aku tersenyum mendengar ucapannya.

“Aku masukkin sekarang ya sayang?” Tanyaku meminta persetujuannya, Tante Lita mengangguk. Aku lalu mencium pipi, dahi dan bibirnya dengan mesra sebelum memulai ritual utama percintaan kami.

Aku memang berkomitmen ingin membuat Tante Lita merasa memiliki kekasih yang romantis dan panas di ranjang selama di Bali.

Aku langsung membuka pahanya lebar-lebar, lalu menahannya dengan kedua lenganku. Sebelum memasukkan batangku, aku menoleh wajah Tante Lita, aku berbisik “I love you, sayang” lalu memberikan senyuman manisku padanya.

Lalu mulai kulesakkan batangku ke liang senggamanya, aku tidak akan banyak bermain kali ini. Aku akan berikan seks yang romantis padanya. Dengan mudah batangku masuk seluruhnya ke lobang kenikmatannya. Lalu aku memulai genjotanku dengan perlahan, aku memejamkan mata, menikmati setiap hujaman lembutku di liang senggamanya.

 

Tante Lita menikmati setiap gesekan batangku di rongga kemaluannya, ia ikut memejamkan mata, kepalanya mendongak, tangannya memegang kedua bahuku. Desahannya yang lembut membuatku semakin bernafsu. “Ahhh… salimmm.. aduhh.. mmhhh.. sayang.. mhhh” Desahnya lembut. Lalu aku mulai mempercepat hujamanku, plokkk.. plokkk.. plokk… desahanTante Lita ikut cepat dan tambah nyaring.. “Akkkhh.. arghhhh… arghhhh” lalu kuperlambat lagi tempo hujamanku, kulakukan terus berulang-ulang hingga akhirnya kurasakan Tante Lita mulai dihampiri gelombang kenikmatan, racauannya semakin berisik dan tidak jelas. Langsung sengaja kupercepat hujamanku, desahannya semakin heboh, kepalanya menggeleng-geleng tidak kuat menahan kenikmatan yang kuberikan di liang senggamanya. Sesaat kemudian kurasakan pahanya yang kutahan mulai menekan kencang lenganku, lalu dia melenguh Panjang mengaduh diikuti suara rengekann…”Ahhh.. aduhhh… salimm… ahhhuhuhuhuuu.. “ Kurasakan cengkraman jari jemarinya yang kuat di bahuku, kukunya menancap di bahuku, menahan gelombang kenikmatan yang saat ini menghampirinya. Kurasakan batangku seperti diremas-remas di dalam liang senggamanya, cairan hangat langsung terasa menyiram batangku di dalam. Setelah mereda, aku langsung mendekapnya erat, kulingkarkan lagi lengannya di leherku. Kedua pahanya lemas lunglai jatuh ke samping. Tante Lita mulai membuka matanya. Kusambut dengan kecupan mesra di bibirnya.

“Gila Salim.. kamu emang gila banget” Ucapnya sambil terengah-engah

“Tau gini tante kenalan sama kamu lebih awal, sayang” Lanjutnya

“Terus kenapa gak ajak kenalan dari dulu aja sih tante?” Ucapku sambil tersenyum menahan tawa

“Kamu keliatan kayak anak baik-baik yang gak bisa diajak macem-macem. Ternyata kamu hot banget di ranjang” ucapnya sambil menahan tawa, aku tertawa kecil mendengarnya.

“Ternyata jago bikin menggelinjang ya?” ucapku sambil menggoyang-goyangkan pinggulku dengan batang yang masih tertancap di liang senggamanya, Tante Lita memukul dadaku. Lalu kucium bibirnya lagi dengan mesra. Kami benar-benar seperti ABG yang lagi kasmaran.

“Bisa mulai lagi sekarang sayang?” Tanyaku ingin melanjutkan permainan. Tante Lita menganggukan kepalanya.

Aku langsung melanjutkan hujamanku di liang senggamanya. Pinggulku naik turun sibuk menjarah lobang kenikmatan tante girang ini, sementara aku membenamkan kepalaku ke lehernya, menciumi leher putihnya dengan bernafsu. Pinggul tante Lita ikut digoyangkannya untuk mengimbangi hujamanku menambah kenikmatan yang kurasakan di seluruh saraf batang kemaluanku. Tangannya sibuk mengelus-ngelus punggungku, kadang turun ke bawah untuk meremas pantatku yang sedang naik turun menggenjotnya dari atas.

Setelah beberapa lama, kurasakan aku akan segera keluar. Aku mulai mempercepat hujamanku, pinggul tante Lita berhenti mengimbangi hujamanku. “Arrghh.. Tante aku mau keluar..” Seruku sambil menghujam-hujamkan batangku.. “Ohh yess.. sayang.. keluarin yang banyak sayang.. keluarin di dalem..” Ucap tante Lita menambah birahiku. Kurasakan badanku merinding dari bawah hingga ke atas,. “Arrghhh..” aku melenguh Panjang, kusemburkan beberapa kali spermaku ke dalam rahim Tante Lita. Kedua tangan tante Lita ikut membantu menekan pantatku, membenamkan batang kejantananku yang sedang memuntahkan cairan kejantananku sedalam mungkin di liang senggamanya.

Tubuhku langsung ambruk di atas tubuh seksi tante girangku ini. Dadaku naik turun berusaha mengatur nafas tersengal-sengal. Tante Lita mengelus-ngelus punggungku. Aku merasa puas sekali menumpahkan kerinduanku pada Tante Lita. Ia lalu mengangkat wajahku dan mengecup bibirku dengan mesra.

“Thank you Salimku sayang, kesayangan Tante emang hebat banget” Ucapnya dengan lembut. Aku tesenyum puas di hadapannya. Lalu kami berciuman mesra.

Setelah pertempuran kami, aku dan Tante Lita langsung Bersiap-siap untuk menikmati sunset di salah satu Restaurant di Uluwatu. Kami menggunakan baju dengan warna senada. Aku mengenakan Kemeja putih tipis yang memperlihatkan siluet dada dan lengan kekarku yang berotot. Aku ingin berpenampilan baik agar tante Lita bangga menentengku kemana-mana. Sementara Tante Lita mengenakan dress berwarna putih dengan punggung yang terbuka. Tante ini walau sudah kepala 5 benar-benar terlihat seksi. Aku benar-benar tidak tahan untuk tidak menyentuhnya setiap saat.

Kami menikmati sunset di El K*bron, sebuah restaurant dan beachclub yang terletak dekat dengan Pantai Dreamland, memiliki view sunset terbaik di Bali. Kami menyewa Day Bed untuk berdua. Sambil menikmati sunset dan cocktail, kami sibuk bercumbu dan tidak peduli dengan apa ayng dipikirkan orang lain. Aku merasa seperti ABG yang baru pertama kali merasakan kasmaran dengannya. Aku senang sekali Tante Lita terlihat Bahagia denganku selama menemaninya di Bali.